Menyulam Kutim di Atas Kain, Merangkai Warisan Lewat Warna yang Mendunia

OK Kutim – Dari sebuah rumah sederhana di Gang Cempedak, Kabo Jaya, Sangatta Utara, Nurdatu Maulida Aswita melanjutkan jejak almarhumah ibunya dalam mengembangkan batik khas Kutai Timur. Usaha yang dirintis sejak 2009 itu kini berdiri sebagai Galeri Batik Juwita Kabo, tempat lahirnya beragam motif yang menggambarkan kekayaan alam dan budaya lokal.

“Saya merupakan generasi kedua dari Batik Juwita Kabo,” ujar Nurdatu.

Ia menjelaskan, sejak kecil sudah terbiasa melihat proses membatik dan memiliki ketertarikan kuat dalam menggambar. Kini, hampir semua motif yang diproduksi berasal dari ide dan goresan tangannya.

Salah satu motif unik yang menjadi ciri khas galeri ini adalah kara munting, yang terinspirasi dari tanaman liar dengan bunga dan buah berwarna ungu. Tanaman ini dikenal memiliki khasiat sebagai obat stroke dan diabetes.

“Walaupun tumbuh liar, tapi bisa jadi obat. Dari situ kita angkat jadi motif batik,” jelasnya.

Tak hanya kara munting, kata dia, galeri ini juga memproduksi motif waka roros, anggrek hitam, bunga berdoa, dan buaya. Produksinya bisa mencapai 10 kain per hari, tergantung pesanan. Harga jualnya bervariasi, mulai dari Rp275 ribu hingga di atas Rp1 juta, tergantung teknik batik yang digunakan tulis, cap, atau printing.

Dalam mengembangkan usaha, Nurdatu juga memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di sekitar lingkungan tempat tinggalnya sebagai tenaga kerja.

“Ada sekitar 10 orang yang bantu. Harapannya bisa bantu menambah penghasilan mereka,” katanya.

Untuk pemasaran, Nurdatu memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Shopee, berbeda dengan sang ibu yang mengandalkan jaringan pertemanan dan dinas. Produk Batik Juwita Kabo kini tak hanya dikenal di Kutai Timur, tapi juga sampai ke Bali bahkan mancanegara.

“Terakhir ada dari Brazil, dua bulan lalu mampir kesini sebelum ke Prevab,” tuturnya.

Bagi Nurdatu, meneruskan usaha batik ini bukan tampa pilihan, melainkan bentuk amal jariyah untuk almarhumah ibunya.

“Kita ingin Kutai Timur dikenal lewat batik,” ucapnya dengan nada semangat.(*/One)

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button