Deru Mesin Senso dan Banjir: Ancaman Ganda bagi Wisata Alam Prevab TNK

OK Kutim – Di tengah heningnya hutan di Prevab Mentoko, suara mesin senso kian terdengar. Mesin itu, yang biasa digunakan untuk menebang pepohonan, kini semakin mendekati jalur tracking wisata yang menjadi salah satu daya tarik utama Taman Nasional Kutai (TNK).
Di sepanjang jalur ini, wisatawan mancanegara datang untuk menikmati ketenangan alam dan melihat orangutan liar di habitat aslinya. Namun, kenyamanan mereka sering kali terganggu oleh deru mesin yang merusak suasana damai yang mereka cari.
Tri Wijaya, polisi hutan yang telah bertugas sejak 2018, merasakan kekhawatiran mendalam saat suara mesin senso yang terdengar begitu dekat dengan jalur wisata. Ketika dia pertama kali datang ke TNK, suasana yang sepi dan tenang adalah daya tarik utama. Kini, itu semua terancam oleh aktivitas perambahan hutan yang semakin intens.
“Mereka datang untuk ketenangan dan kealamian hutan, tapi malah terganggu suara mesin senso. Ini benar-benar merusak citra konservasi kita di mata dunia,” ungkap Tri saat ditemui di Camp Prevab pada Rabu (23/4/2025).
Perambahan ini tidak hanya mengancam keheningan alam, tetapi juga merusak kawasan sekitar camp yang kini sudah rusak hingga satu kilometer. Jalan ekskavator yang dibuka sejak 2024 membuat kayu lebih mudah dikeluarkan, dan aktivitas ilegal ini tampak semakin terorganisir.
Sementara itu, di sisi lain dari kawasan TNK Mentoko, Ratih, pengelola lokal yang telah mengabdikan diri selama 15 tahun, merasakan dampak langsung dari masalah lain yang turut menghambat pengembangan wisata: buruknya infrastruktur. Sebagai operator perahu yang mengantar wisatawan ke lokasi wisata, Ratih harus menghadapi kendala banjir yang sering mengganggu dan dermaga yang tidak sesuai kebutuhan.
“Masalah terbesar yang kami hadapi adalah banjir. Kadang dermaga dibangun tanpa komunikasi dengan kami, jadi sering tidak cocok dengan kondisi di lapangan,” ujar Ratih, dengan ekspresi yang penuh kekhawatiran.
Menurutnya, dermaga harus dirancang dengan mempertimbangkan pasang surut air serta potensi banjir, dan untuk itu, pengelola perahu seperti dirinya sangat penting dalam memberi masukan.
Namun, meskipun fasilitas yang ada masih jauh dari ideal, kawasan Prevab Mentoko tetap memiliki daya tarik yang besar, terutama bagi wisatawan mancanegara. Banyak pengunjung, khususnya dari Eropa dan Amerika, yang datang terutama pada musim panas di sana, antara Juni hingga Desember.
“Biasanya kami ramai antara Juni hingga Desember. Dalam sebulan, bisa ada delapan hingga sepuluh rombongan wisatawan,” kata Ratih, sambil menghitung rombongan wisatawan yang datang dan mengisi homestay sederhana di kawasan tersebut.
Namun, perjalanan wisata yang seharusnya nyaman terkadang terhambat oleh keterbatasan fasilitas. Menurut Ratih, selain dermaga, jalur transportasi perahu juga harus diperbaiki agar lebih aman dan mudah, terutama bagi wisatawan lanjut usia.
“Banjir memang risiko alam yang tidak bisa dihindari, tetapi jika kita memiliki fasilitas yang memadai, kami bisa lebih siap menghadapinya. Kadang wisatawan terjebak saat banjir datang, jadi kami perlu punya jalur alternatif yang aman,” ujarnya.(One)