Momentum Bulan Ramadhan 1443 H, Mari Kuatkan Iman dan Islam (Memetik Hikmah dari Kejatuhan Bani Israil ) Oleh : Alhafidz Ramadhan, S.Mat
Aqidah Islamiyah yang absolut menyangkut peghambaan manusia terhadap tuhannya merupakan sesuatu yang tidak bisa tawar. Walaupun masalah hidup yang rumit sekalipun tidak dapat menjadi parameter atau ukuran untuk mengeliminasi nilai keimanan seseorang. Sebagaimana diketahui, dalam sejarah Islam disematkan kepada bani israil adalah suatu bangsa pembangkang atas ajaran tauhid yang dibawa oleh nabi-nabi Allah SWT. Beberapa kali diingatkan kepada mereka tetap saja tidak diperdulikan perintah dan larangan yang disampaikan oleh nabi-nabi dari golongan meraka sendiri. Bani israil mendapatkan nikmat yang berlipat ganda dari Allah SWT. Mereka telah pindah ke Mesir seketika Nabi Yusuf berkuasa disana.
Nabi yakub,a.s dengan anak cucunya atas anjuran anaknya yaitu Nabi Yusuf,a,s telah datang dan berdiam dimesir turun-temurun. Jumlah mereka sekeluarga yang pindah ke Mesir itu menurut satu riwayat dari ibnu mas’ud 93 orang, laki-laki, perempuan, dan keluar dari sana dipimpin Musa, a.s 400 tahun kemudian mencapai 670.000 orang. Karena takut mereka akan kuat di sana. Fir’aun-fir’aun yang memerintah Mesir selalu menghinakan meraka seperti budak. Maka diutus Allah Swt Nabi Musa,a.s dan Nabi Harun,a.s buat memimpin mereka. Sampai mereka dibawa keluar dari Mesir menuju tanah yang dijanjikan Allah Swt untuk mereka. Tanah yang subur, yang kaya dengan air susu dan madu. Yaitu Pelestina. Demikian mulanya dengan pimpinan Musa dan Harun kemudian dengan Yusya dapatlah pula mereka menjadi bangsa yang kokoh di jarusalem, palestina itu. Puncak kemegahan mereka ialah di zaman Nabi Daud dan Sulaiman : dua Nabi Bani Israil yang merangkap Raja. Tetapi setelah kedua Nabi Raja itu mangkat kucar-kacir Bani Israil, mulai mereka langgar hukum-hukum Taurat. Mulai negeri itu pecah dua, negeri Yahudi dan Afraim. Dan banyak maksiat terjadi, perzinahan, perbudakan, dan lain-lain. Sehingga hancurlah kemegahan Bani Israil. Maka datanglah azab Allah SWT. Didatangkan musuh-musuh mereka, pertama orang mesir di bawah raja Fir’aun Nikho setelah itu Raja Nabukadnesar dari Babil. Negeri Bani Israil dimusnakan dan Baitul Maqdis yang didirikan Nabi Sulaiman itu diratakan degan bumi. Lebih dari 10.000 orang yang ditawan dan dibawa ke Babil jadi budak. Dan selanjutnya setelah 100 tahun negeri itu hancur datanglah Korusy raja persia atau disebut raja cyrus. Dia memerangi Babil hingga kalah. Maka keturunan bani israil yang tertawan di Babil itu seluruhnya pulang lagi ke Jerusalem buat membangun negeri mereka dan baitul maqdis itu. Di bawah pimpinan Nabi ‘Uzair ( Izra ) 5 abad sebelum masehi mereka teguh kembali tapi tidaklah semegah dahulu. Mereka hanya selalu di bawah lindungan kerajaan lain. Mulanya lindungan persia. Kemudian takluk kepada iskandar Macedonia ( 3 abad sebelum Masehi ). Dan setelah itu takhluk ke bawah hukum bangsa Romawi. Dizaman inilah Nabi Isa Almasih diutus Allah SWT kepada mereka. Tetapi nabi Isa itu mereka tantang keras dan nyaris mereka bunuh.
Mereka telah diajarkan tauhid oleh nabi-nabi. Mereka mengakui bahwa mereka menyembah Tuhan Yang Esa. Yaitu tuhan nenek moyang mereka Ibrahim, Ishak, dan yakub. Dan banyak nabi-nabi datang kepada mereka untuk mengingatkan tetap saja mereka acuhkan. Dan satu waktu mereka terpedaya menyembah “ijil” yaitu patung anak lembu dari emas yang dibikin oleh samiri, sehingga murkalah Nabi Musa, a.s kepada mereka. Nabi Daud,a.s pun pernah mengutuk mereka.karena telah banyak melakukan maksiat. Bahkan Nabi Ilyas, meberikan peringatan kepada mereka, karena telah ada pula yang menyembah berhala Ba’al. Agama telah menjadi kaku, berpegang kepada tertulis, tetapi akhlak telah runtuh. Sebagaimana firman Allah SWT Surat Al-isra ayat 4, “ Dan telah Kami tentukan kepada Bani Israil di dalam Kitab itu ( Taurat), sesungguhnya kamu akan merusak di bumi dua kali, dan kamu akan sombong dengan kesombongan yang besar”.
Dari firman Allah SWT tersebut sudah sangat jelas bahwa Bani Israil akan membuat kerusakan di muka bumi dua kali. Kemudian yang Allah SWT berikan kepada mereka, kelepasan dari perbudakan Fir’aun di Mesir bukan menyebabkan mereka bertambah tekun mentaati Allah SWT. Malahan mereka menyombong. Mereka membusungkan dada di hadapan segala bangsa di dunia ini, mengatahkan bahwa mereka adalah kaum yang telah dipilih Tuhan”. Kaum yang istimewa. Segala bangsa mereka pandang rendah. Oleh karen itu, mereka hanya mementingkan diri sendiri, akhirnya membawa kerusakan itu, dua kali yang amat besar! Bahkan menurut beberapa ahli islam ; Pertama kerusakan –kerusakan yang mereka timbulkan setelah mangkat raja-raja mereka yang besar, Daud dan Sulaiman. Kedua kerusakan karena kelancngan tangan mereka membunuh Nabi-nabi. Diataranya hampir pula terbunuh Nabi Isa,a.s. Bahkan mereka berani menuduh Nabi Isa a.s, Roh Allah itu anak di luar nikah,
Belajar dari kejadian itu, dapat diambil hikmahnya bahwa syariat yang dibawah oleh utusan Allah ( Nabi dan Rasul ) semata-mata adalah untuk mengajak kepada penyembahan kepada Allah SWT ( Tauhid ) dengan semurni-murninya tanpa ada hal lain yang dapat melunturkan keimanan seseorang. Oleh karena itu momentum bulan Ramadhan ini harus menjadi refleksi diri agar Iman dan Islam selalu dikuatkan.